Rainy Season. Hujan menderas. Tumpah ruah melimpah. Memberi sejuk kehidupan. Menyeruakkan kegembiraan bagi para kodok, belalang, ikan, kerbau, dan seluruh hewan itu yang berpesta mengikuti irama rintik hujan. Semarak. Penuh aroma kehidupan yang begitu menyenangkan.
Semak dekat Sains Building tumbuh pesat melebat segar. Eceng Gondok yang baru saja dibersihkan kemarin segera kembali memenuhi permukaan danau Unhas. Subur. Tumbuh-tumbuhan di taman MIPA, atau dijalan bahkan lumut-lumut di salruran air pun bersorak atas kedatangan musim hujan.Seakan haus akan air selama kemarau menyeruak dan dibasahi oleh turunnya tetes-tetes sumber kehidupan dari langit. Mereka semua menyambut dengan pertumbuhan dedaun rimbun yang sehat nan semakin teduh. Semua makhluk berbahagia. Musim bulan ini adalah musimnya warna hijau di mana-mana.
Wangi aroma tanah basah tak jarang terhirup melewati rongga hidung. memberikan penyegaran tersendiri untuk lupa pada segala tumpukan tugas-tugas walau hanya dalam hitungan detik. Musim hujan datang, kawan-kawan. Kita ada di bumi. Kita hidup. Kita bebas menghirup udara berembun ini.
Meski apa pun yang terjadi. Meski ada segunung laporan yang belum kau selesaikan. Kita masih hidup dan diberi kehidupan melalui hujan dari langit. Bila segenap makhluk hidup lainnya bersyukur dan berkemnabang dengan indah di musim hujan ini. Mengapa kau harus terpuruk untuk menciut dan meranggas sementara hujan baru saja turun.
Semak dekat Sains Building tumbuh pesat melebat segar. Eceng Gondok yang baru saja dibersihkan kemarin segera kembali memenuhi permukaan danau Unhas. Subur. Tumbuh-tumbuhan di taman MIPA, atau dijalan bahkan lumut-lumut di salruran air pun bersorak atas kedatangan musim hujan.Seakan haus akan air selama kemarau menyeruak dan dibasahi oleh turunnya tetes-tetes sumber kehidupan dari langit. Mereka semua menyambut dengan pertumbuhan dedaun rimbun yang sehat nan semakin teduh. Semua makhluk berbahagia. Musim bulan ini adalah musimnya warna hijau di mana-mana.
Wangi aroma tanah basah tak jarang terhirup melewati rongga hidung. memberikan penyegaran tersendiri untuk lupa pada segala tumpukan tugas-tugas walau hanya dalam hitungan detik. Musim hujan datang, kawan-kawan. Kita ada di bumi. Kita hidup. Kita bebas menghirup udara berembun ini.
Meski apa pun yang terjadi. Meski ada segunung laporan yang belum kau selesaikan. Kita masih hidup dan diberi kehidupan melalui hujan dari langit. Bila segenap makhluk hidup lainnya bersyukur dan berkemnabang dengan indah di musim hujan ini. Mengapa kau harus terpuruk untuk menciut dan meranggas sementara hujan baru saja turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar