BIOLOGI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN
TUGAS
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BIOLOGI
DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN
Disusun
oleh:
Nama : NUR AFIYAH SULAIMAN
NIM :
H41113504
Jurusan : BIOLOGI
Dosen : NUR ASIAH, S.Ag. M.Ag
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIT
PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
Tuhan semesta Alam yang atas kehendak-Nya kita dapat merasakan nikmat yang tak
terhingga di dunia ini sehingga kami menyelesaikan
makalah yang
berjudul “Biologi Dalam Perspektif
Al-quran” ini tepat waktu. Tak lupa Shalawat dan salam tetap
tercurahkan bagi Nabiyullah
SAW yang
telah meggulung tikar-tikar kejahiliyahan bagi umat manusia dan menghamparkan permadani-permadani
kebaikan bagi umatnya.
Dalam penulisan karya ilmiah ini,
penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan, namun karena semangat serta
motivasi dari berbagai kalangan sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Terima kasih kepada ibunda dosen kami Nur Asiah, S.Ag. M.Ag yang telah
memberikan kesempatan untuk kami untuk dapat membuat makalah sebagai tugas
akhir dari mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam ini. Dan tak lupa diucapkan pula
terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penyusun
makalah ini baik bersifat material maupun non material. Disadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga kritik dan
saran masih diperlukan untuk pengembangannya lebih lanjut.
Akhirnya hanya kepada Allah kita memohon segala berkah
dan rahmat serta bimbingannya dalam mengerjakan sesuatu dan semoga segala niat
dan suci serta usaha yang sungguh-sungguh mendapat ridho di sisinya Amin.
Makassar, 5 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
I.1. Latar
Belakang……………………………………………………………2
I.2.
Rumusan Masalah…………………………………………………………2
I.3.
Metode Penulisan………………………………………………………….2
I.5.
Tujuan dan Manfaat……………………………………..………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………3
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………15
III.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..19
III.2. Saran……………………………………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan (sains) adalah teori-teori yang dikumpulkan manusia
melalui suatu proses pengajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam pengumpulan
data dan berbagai observasi dan pengukuran pada gejala alamiyah itu dianalisis,
kemudian diambil kesimpulan. Inilah yang diberi istilah intizhar suatu kajian
yang ada hubungannya dengan nazhar, yang bunyi dan artinya dekat dengan nalar.
Ciri khas dan sains natural, ialah disusun atas dasar intizhar terhadap
gejala-gejala alamiyah yang dapat di teliti ulang oleh orang lain, dan merupakan
hasil konsensus masyarakat ilmuan yang bersangkutan.
Bila ditelusuri ayat-ayat Alquran, akan dijumpai 854 kali kata, ilmu
disebut dalam berbagai bentuk dan arti. Antara lain sebagai proses pencapaian
pengetahuan dan objek pengetahuan. Semua ilmu pengetahuan kealaman berkembang
secara induktif dan intizhar, maka dengan semakin dewasanya sains natural itu
sendini dan matematika, ia dapat berkembang secara deduktif. Dengan matematika dapat
dirumuskan model-model alam atau gejala alamiyah yang sifat dan kelakuannya
dapat dijabarkan secara matematis. Namun dari sekian banyak model yang dapat
direkayasa, hanya mereka yang konsekuensinya sesuai dengan gejala alamiyah yang
teramatilah yang dapat diterima oleh masyarakat ilmuan yang bersangkutan.
Intizhar akan melahirkan teori-teori baru, kemudian menghasilkan teknologi
sebagai penerapan sains secara sistematis untuk mengubah/ rnempengaruhi alam
rnateri di sekeliling kita dalam suatu proses produktif ekonomis untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Teknologi pembuatan
mesin, pembuatan obat-obatan, pembuatan beraneka ragam bahan, termasuk bahan
makanan, dan sebagainya adalah hasil penerapan ilmu fisika, kimia, biologi, dan
lain-lain ilmu kealaman yang sesuai.
Ayat-ayat Alquran tidak satu pun yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi
sebaliknya banyak ayat-ayat Alquran menghasung dan menekankan kepentingan ilmu
pengetahuan. Bahkan salah satu pembuktian tentang kebenaran Alquran adalah ilmu
pengetahuan dan berbagai disiplin yang diisyaratkan.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana keajaiban daun menjadi bukti
kekuasaan Allah Swt?
2.
Bagaimana perumpamaan kalimat yang baik
dengan pohon yang baik terbukti secara ilmiah dalam ilmu biologi?
I.4. Metode Penulisan
I.4.1.Jenis Penulisan
Pembahasan masalah pada makalah
ini tergolong deskriktif yang dirancang untuk untuk mengumpulkan informasi
tentang masalah yang dibahas dan mengetahui penyebab dari sebuah gejala yang
dibahas.
I.4.2. Materi dan Sumber Materi
Materi yang digunakan adalah data
yang diperoleh dari referensi media buku maupun internet.
I.4.3. Teknik Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi pada makalah
ini dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka. Data ini didapatkan dari
buku-buku, browsing internet dan sumber-sumber lainnya.
I.4.4. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan langkah identifikasi data, reduksi data,
kesimpulan sementara, veritifikasi, dan kesimpulan akhir.
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui bagaimana keajaiban daun menjadi
bukti kekuasaan Allah Swt
b. Untuk mengetahui bagaimana perumpamaan kalimat yang
baik dengan pohon yang baik terbukti dalam ilmu biologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keajaiban
Daun
Dimana pun tempatnya,
kita selalu dikelilingi oleh dedaunan. Di kebun, ladang, sekolah, jalan, tempat
rekreasi, hutan, dan semua tempat yang sering dikunjungi oleh manusia. Meski demikian, tidak banyak di
antara kita yang memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Kita seakan telah
terbiasa dengannya, karena daun ada di mana-mana. Melalui ayat berikut Allah
Swt. mengingatkan dan menyindir kita pada Q.S. Yusuf 12:105 yang artinya:
“Banyak sekali
tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, tetapi
mereka berpaling darinya,” (Q.S. Yusuf 12: 105).
Untuk diketahui dan
agar kita tidak salah dalam menilai, cobalah bertanya kepada diri kita sendiri
beberapa pertanyyaan berikut ini:
1.
Berapa kalikah kita memikirkan daun?
2.
Berapa kalikah kita memikirkan warna,
bentuk, fungsi dan faedahnya baik itu dari segi ilmiah, kesehatan, lingkungan,
ekonomi, maupun seni kecantikan?
3.
Seberapa seringkah kita memperhatikan
secara seksama bentuk luarnya: pucuknya, pangkalnya, pinggirnya, panjangnya dan
tulang daunnya?
4.
Berapa kali kita sempat
mempertanyakannya?
5.
Berapa kali kita membaca buku
tentangnya?
6.
Berapa kali kita berusaha mempelajari
dan memperhatikan bentuknya?
Barangkali kami sebagai
anak Biologi memang sering memperhatikan daun-daun itu seiring tunuttan
laboratorium kami baru-baru ini. Itupun tidak selalu juga terutama sebelum
masuk jurusan Biologi. Tetapi bagaimana dengan orang-orang pada umumnya? Apa
jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti di atas?
Padahal, hidup kita
sangat bergantung kepada keberlangsungan dan kelestarian daun, karena kita
hidup dari zat gizi, obat pakaian dan oksigen yang dihasilkannya, yakni zat
yang dapat membersihkan kembali karbon dioksida yang kita produksi.
Daun merupakan sebuah
tempat belajar bagi para peneliti, petani, konsumen, ekonom, seniman, penyair, sastrawan dan orang-orang
yang mau mengambil pelajaran.
Daun merupakan satu
mukjizat, baik dari bentuk luar maupun
struktur dalam, baik dari bentuk luarnya, fungsi organnya, manfaatnya bagi
kesehatan dan gizi, kegiatan ekonomi, serta pelestarian lingkungan. Daun juga
merupakan satu mukjizat bila dilihat dari pertumbuhan, tempat tumbuh,
perkembangan dan hormon serta perubahannya.
Setiap nabi datang
kepada kaumnya membawa mukjizat. Mukjizat (daun ini Allah Swt. Terangkan dan
jadikan sebagai sebuah perumpamaan di dalam mukjizat lain yang bernama Alquran
dan Sunnah Nabi.
Panjang daun pisang (Mousa nana) dan daun kurma (Phoenix daxtylifera) bisa mencapai
bermeter-meter sementara lebar daun pada pinang (Colocacia nymphea flora) dan teratai air (Victoria regia) bisa mencapai bermeter-meter pula. Namun ada pula
daun yang panjang dan lebarnya tidak lebih dari beberapa milimeter saja,
misalnya daun Lemna gebba.
Daun merupakan bagian
tumbuhan yang tumbuh pada tangkai. Meski daun dapat dilihat dengan jelas dari
bentuknya, selembar daun biasanya terdiri tngkai daun (leaf base), upih daun (leaf
stalk), dan helaian daun (leaf blade).
Sekarang, perhatikanlah
bagaimana daun hijau yang segar dan hijau, yang memiliki permukaan datar ini
bisa keluar dari dahan yang keras dan tumbuh pada batang. Padahal, daun itu
memiliki pucuk yang terletak di ujungnya.
Tankai daun merupakan
bagian yang berbentuk silinder. Biasanya masing-masing tanaman memiliki ukuran
yang berbeda-beda. Pada pucuk daun, tangkai memisahkan lembaran daun jauh dari
batang, sehingga ia dapat berfungsi melakukan proses produksi makanan
(fotosintesis)
Helaian daun (leaf blade atau lamina) itu sendiri adalah bagian daun yang berwarna hijau dengan
permukaan yang datar. Dengan tangkai, lembar daun dapat berada pada posisi yang
jauh dari batang. Permukaan daun melakukan tugas yang amat penting pada
tumbuhan yaitu memproduksi makanan (fotosintesis).
Posisi daun juga
berbeda oada masing-masing tanaman. Ada daun yang berhimpit dengan daun yang
lain. Ada daun yang berada pada posisi
berhadap-hadapan, dan ada pula daun yang menggulung.
Bentuk permukaan daun
sendiri beraneka ragam yang menggambarkan kemahabesaran, kemahatahuan,
kemahakuasaan, dan kreativitas Tuhan Sang Pencipta dalam menciptakan segala
sesuatu. Suatu hal yang menegaskan bahwa semua ciptaan di alam semesta ini
diciptakan dengan suatu pedoman tertentu. Ini sesuai dengan firman Allah Swt
berikut yang artinya:
“Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan mena]etapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS.Al
Furqan 25: 2)
Berikut ini adalah
bentuk (helai) daun (circumscripto)
antara lain:
1.
Bentuk lanset (lanceolatus). Contohnya, daun kelapa sawit (Eucalyptus).
2.
Bentuk bulat telur (ovate), seperti daun tut (Morous
alba).
3.
Bentuk jantung (cordate), seperti daun kentang (Ipomoea).
4.
Bentuk segitiga (triangle) seperti daun populus.
5.
Bentuk jorong, seperti daun pohon bodi (Ficus religusa).
6.
Bentuk berlekuk dua, seperti daun
kupu-kupu (Bauhinia).
7.
Bentuk perisai (peltatus). Contohnya daun jarak (Ricinus communis)
8.
Bentuk sendok (spathulate), seperti daun
pitosporium dan feverfew (calandula)
9.
Bentuk tombak (hastate), seperti daun wewehan (Monochoria
hastata solms).
10.
Bentuk ginjal (reniform), seperti daun kapas (Gossypium).
11.
Bentuk jarum (acicular), seperti daun pinus (Pinus).
12.
Bentuk tabung (tubular), seperti daun
bawang (Allium cepa)
13.
Bentuk memanjang (linier), seperti daun jagung (Zea
mays).
14.
Bentuk sendok
Ada daun yang selalu
hijau (overgreen leaves) dan ada daun
yang selalu berguguran (deciduous leaves).
Sebagian tangkai daun ada yang memiliki pelepah, ada yang tanpa upih (Pulvinus base leaf). Tangkai yang
demikian lebarnya seakan-akan melingkari batang atau memeluk batang (leaf like stipules).
Pucuk (apic) daun
sendiri juga beragam bentuknya. Berikut beberapa bentuk pucuk daun:
1.
Pucuk yang tidak runcing (obtuse).
2.
Pucuk yang runcing ujungnya (acute).
3.
Pucuk yang lonjong (cudate).
4.
Pucuk yang meruncing (acuminate).
5.
Pucuk yang rompang (aristate).
6.
Pucuk yang terbelah (retus).
7.
Pucuk daun yang membulat (emarginate).
8.
Pucuk yang tumpul (notched).
9.
Pucuk yang berduri (Apiculate).
Daun juga terdiri dari
bentuk yang beragam. Berikut beberapa bentuk daun:
1.
Tepi daun yang rata (entire).
2.
Tepi daun yang bergerigi (serrate).
3.
Tepi daun yang bergigi (dentate).
4.
Tepi daun yang beringgit (crenate).
5.
Tepi
daun yang berombak (sinuate).
6.
Tepi daun yang berlekuk (ciliate).
7.
Tepi daun yang berduri (spinous).
Tangkai daun ada
beberapa macam bentuknya. Berikut beberapa bentuk tangkai daun:
1.
Tangkai daun yang simetris (symetrical).
2.
Tangkai daun yang tidak simetris (asymetrical).
3.
Tangkai daun yang bertelinga (auriculate).
Daun yang berlekuk (lobed blades) terdiri dari berbagai
macam. Berikut macam daun yang berlekuk:
1.
Bercangap menjari (palmatifid), seperti daun Althea
rosea (tanaman hias).
2.
Berbagi menjari (palmatipartite), seperti daun jarak (Ricinus), yaitu daun yang garis-garisnya berbentuk seperti telapak
tangan.
3.
Bercanggap menyirip (pinnatifid), seperti daun keluwih.
4.
Berbentuk berbagi menyirip (pinnatipartite), seperti daun papaver,
yaitu daun yang bentuk garis-garisnya mirip dengan garis pada bulu burung.
5.
Ada pula daun beriris menyirip (pinnatisect).
6.
Daun beriris menjari (palmatisect).
Siapakah yang
menciptakan daun seperti ini dan membelah-belahnya secara menakjubkan pada
semua tumbuhan dan semua jenis tanaman nabati?
Dimana letak kebetulan
dan ketidakberaturan pada proses pembentukan bidang daun yang luar biasa dan
ajaib ini? Dialah Allah Swt. Yang Mahatahu dengan daun, Maha Pencipta, Mahakuasa,
dan Maha Memiliki Mukjizat.
Tulang daun (venation) merupakan sebuah bagian dan
karakteristik unik lain yang terdapat pada daun. Di tengah-tengah daun terdapat
tulang daun yang memanjang sampai ke pucuk daun, lalu dari tulang yang di
tengah itu muncul pula cabang-cabang kecil hingga ke seluruh bagian daun yang
berfungsi mengantardan mengimpor makanan, yang diproduksi melalui proses
fotosintesis, ke seluruh bagian tumbuhan.
Venasi daun pun
bentuknya berbeda-beda, berikut beberapa bentuk venasi:
1.
Venasi daun berbentuk paralel
2.
Venasi daun berbentuk tersebar (rericulate)
3.
Venasi daun berbentuk tersebar saling
menjauh (reticulate divergent)
4.
Venasi daun berbentuk tersebar saling
mendekat (rericulate covergent)
5.
Venasi daun berbentuk paralel saling
menjauh (parallel divergent).
6.
Venasi daun yang paralel saling mendekat
(parallel covergent).
Sebagian pakar sains
dan tumbuhan mencoba mengurai jalinan sel pada daun dan menyisakan
tulang-tulang-tulang daun beserta cabang-cabangnya yang indah, sehingga daun
itu pun menjadi jalinan tulang dan cabang daun dengan keindahan yang sulit
dibuat, baik oleh manusia maupun tumbuhan itu sendiri secara acak. Ini
berlawanan dengan apa yang didengung-dengungkan oleh para pengikut teori
kebetulan dan ketidakberaturan.
Daun ada yang sederhana
dan ada yang majemuk. Dalam hal ini pengelompokan daun didasarkan jumlah helai
daun.Terbagi menjadi daun tunggal (sederhana) dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai
daun pada setiap tangkainya — seperti yang sudah dijelaskan—, contohnya daun
mangga (Mangifera indica). Daun
majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun pada setiap tangkainya,
contohnya daun putri malu (Mimosa pudica).
Berikut
pembagian daun majemuk:
1.
Daun majemuk menyirip (compound pinnate leaf), seperti daun
akasia (Cassia nodosa).
2.
Daun majemuk menjari (compound palmate), seperti daun randu (Ceiba petantandra gaertn).
3.
Daun mejemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), seperti daun Aibezia lebbek.
4.
Daun majemuk beranak daun dua (bifoliolatus).
5.
Daun majemuk beranak daun tiga (trifoliolatus).
6.
Daun majemuk beranak daun empat (quadrifoliatus).
7.
Daun majemuk menyirip genap (paripinnatus).
8.
Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus).
Selain itu, masih
banyak lagi daun-daun lain yang susunanya lebih kompleks. Semua daun itu hanyalah
menunjukkan kehebatan ciptaan Allah Swt, keanekaragaman hayati, dan keajaiban ilmiah pada bentuk luar
daun, yang tidak kita perhatikan, meski kita melihatnya setiap hari. Ini
benar-benar sesuai dengan firman Allah Swt surah Yusuf 12:105 di atas.
“ Ya Allah, jangan
engkau jadikan kami berpaling dari tanda-tanda kebesaran Engkau, tetapi
jadikanlah kami berpikir dan merenungkannya, baik tanda kebesaran Engkau yang
di bumi maupun yang di langit.”
Apakah semua itu lahir
dari alam semesta yang tidak hidup, tidak mendengar dan berpikir? Apakah semua
itu dihasilkan melalui seleksi alam?
Apakah lompatan evolusi yang terdapat pada 99%-nya mampu menciptakan
keajaiban dan kesempurnaan ciptaan ini?
Seperti yang kita tahu,
daun memiliki fungsi utama melakukan proses fotosintesis pada tumbuhan. Proses
ini digunakan daun untuk memproduksizat-zat karbohidrat dengan karbon dioksida
(CO2) organik, hidrogen (H2O), dan sinar matahari. Dalam
proses setelah itu, zat-zat karbohidrat berubah menjadi zat lemak, protein, dan
zat-zat nabati lainnya.
Bentuk daun sesuai
dengan fungsi organisnya yang ajaib ini. Permukaan daun yang biasanya datar dan
lebar berguna untuk menerima cahaya semaksimal mungkin, menyerap karbon
dioksida, dan mengeluarkan air yang berlebih.
Struktur daun mengikuti
fungsi organisnya. Daun memiliki kulit atas dan kulit bawah yang melindungi
unsur-unsur dalam daun agar tidak kering dan tidak tersentuh oleh unsur luar
yang berbahaya. Seluruh permukaan daun, kecuali pori-pori daun, dilapisi oleh
selaput tipis (cuticule) seperti
lilin.
Lapisan daun yang
berada di bawah permukaan memiliki jalinan perekat (palisade tissue) yang saling menempel dengan lapisan dalam,
sehingga daun terlindungi dari cahaya yang berlebihan.
Di dalam terdapat pula lapisan
(spongy tissue) yang mengandung pastides hijau, yang melakukan proses
fotosintesis. Daun bagian dalam juga memiliki jaringan pengantar, yaitu tulang
daun (xylem), yang berfungsi
mengantarkan air, zat garam, mineral dan zat gizi lainnya ke sel-sel dan kulit
(phloem). Zat gizi yang diproduksi di
dalam daun dihantarkan ke bagian lain yang digunakan oleh tanaman.
Daun pada tumbuhan yang
bersel satu (monokotil) memiliki karakteristik yang hampir sama, satu sama
lain, dalam hal bentuk luar daun ata struktur dalamnya. Hal ini merupakan nukti
bahwa setiap makhluk diciptakan dengan ilmu, ukuran, aturan dan tujuan
tertentu.
Tumbuhan berdaun rimbun
memiliki daun yang hampir mirip. Daqunnya lebar-lebar, memiliki kadar zat hijau
daun (klorofil) yang tinggi untuk menyerap cahaya, lapisan pelindung cahaya
yang tipis dan tidak kasar, karena hal itu tidak diperlukan.
Allah Swt telah
mempersiapkan tanaman khusus di musim kering dimana tersedia sedikit air dan
banyak cahaya serta suhu udara tinggi. Tanaman dengan karakteristik seperti
ini, memiliki lapisan pelindung tebal, memiliki struktur yang kuat dan keras
dan dengan lapisan pelindung pori-pori yang juga tebal. Lapisan lilin juga
tebal. Sebagian daun ada yang menggulung seperti daun tembakau, di samping ada
lapisan dan rambut yang dapat menahan cahaya.
Sementara itu, tanaman
pada permukaan air kehilangan tulang daun, karena tidak diperlukan. Air dapat
mencapai semua bagian tanaman. Daun tanaman tersebut biasanya juga terbelah,
sehingga tidak hancur diterpa riak air yang kuat, di samping bentuknya yang
halus dan penuh dengan ruang-ruang udara yang mampu membuat tanaman itu
mengapung di atas permukaan air. Terlihat jalas di sini kemahakuasaan dan
kemahatahuan Tuhan dalam mencipta.
Kadangkala daun juga
mengalami metamorfosis agar dapat menjalankan berbagai fungsi dan tugas lain,
yang berbeda dari fungsi daun biasanya. Satu daun bisa berubah menjadi daun
berduri (spiny leaf) untuk
melindungi tanaman dan mengurangi
keringat daun. Daun dapat pula berubah menjadi daun rambat (leafy stipules) agar tanaman bisa
memanjat dan bergantung.
Selain itu, daun juga
dapat berfungsi menjadi gudang penyimpanan air dan zat-zat makanan atau menjadi
kelopak yang dapat memangsa hewan.
Daun dapat membelah
menjadi kotil tempat menyimpan zat makanan dan melahirkan daun-daun yang
memiliki kotil (cotyledons leaf),
seperti daun jarak kepyar (ricinum
communis) dan kapas (gossypium
barbadense).
Ajaibnya, daun juga
berubah menjadi petal berwarna indah
pada bunga, dan berubah menjadi sepal
untuk melindungi bagian dalam pada bunga, lalu berubah lagi menjadi stamens untuk memproduksi serbuk sari
dan putik.
Struktur bunga ini
berguna untuk reproduksi, produksi serbuk sari, buah, biji, dan benih. Betapa
agungnya Sang Pencipta.
Tidak ada yang
membayangkan bahwa bunga merupakan batang yang berkontraksi satu sama lain.
Daunnya berun=bah menjadi daun bunga dulu untuk mereproduksi bunga, sebagaimana
pucuk daun berubah menjadi kuncup (tendril
petiols).
Daun juga dapat
memiliki sifat yang lain dari biasanya, seperti daun berikut:
(1)
Daun kotil;
(2)
Daun mahkota (floral leaves);
(3)
Seludang bunga (spath leaves);
(4)
Daun pembalut (involucre leaves);
(5)
Daun foligle;
(6)
Daun tangkai (bractiole leaves)
Dari sisi ekologi,
nutrisi dan kedokteran, daun amat besar manfaatnya. Sebagian daun ada yang bisa
dikonsumsi dan dimanfaatkan untuk membuat minuman, seperti teh, karkade; untuk
dimasak, seperti kol dan bayam; untuk pengobatan menggunakan daun dan bunga,
Hal terakhir sudah jamak diketahui.
Daun menjaga
kelestarian lingkungan, karena memproduksi oksigen dan menyerap karbon
dioksida. Daunlah yang memproduksi zat-zat berkarbohidrat, lemak nabati,
protein, arang, batu bara, kayu, kulit binatang, dan semua produksi nabati,
yang berguna bagi hewan, manusia dan makhluk hidp kecil yang lain. Energi matahari
merupakan pembentuk utama tumbuhan.
Pada daun terlihat
kebesaran Sang Pencipta Swt dan kreativitas-Nya dalam menciptakan fungsi-fungsi
utama ciptaan-Nya. Struktur daun yang berbeda-beda, tangkai dan tepi daun yang
beraneka ragam bentuk, serta perubahan yang luar biasa, pori-pori yang halus,
bentuk yang indah, warna yang menawan, dan bagaimana ia melekat pada tangkai.
Lalu, apa pendapat pengikut Darwin tentang semua itu?
Mengapa kita bisa
melewati semua tanda-tanda kebesaran Allah Swt ini dengan berpaling dan tanpa
memikirkannya?
Bagaimana daun ini
dapat mengubah karbon dioksida, air, mineral, garam dan cahaya matahari menjadi
nutrisi yang bermanfaat untuk kehidupan manusia?
Kemanakah orang-orang
yang kafir terhadap Allah Swt? Biarkan mereka balajar dari daun-daun tumbuhan
ini, bagaimana mengesakan Allah Swt.
Kemanakah orang-orang
musyrik? Mereka yang minta tolong kepada selain Allah Swt, meminta syafaat dari hamba Allah yang sudah
meninggal? Biarkan mereka melihat keajaiban ciptan Allah Swt pada daun yang
hijau dan melihat hanya Allah Swt satu-satunya yang patut disembah. Ini
sebagaimana firman Allah Swt berikut yang artinya:
“Hanya Engkaulah yang
kami sembah, da hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan,” (QS
Al-Fatihah 1: 5).
Ke mana orang-orang
yang mengakui bahwa Allah Swt punya anak? Biar mereka tahu kebesaran Tuhan dari
daun tumbuhan.
Ke mana orang-orang
yang hanya berlalu-lalang siang-malam di depan daun, tetapi dengan mulut diam
dan mata buta, tetap ingkar dan durhaka?
Allah Swt berfirman
sebagai berikut:
“Ya Tuhanku, Engkau
telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan
kepadaku sebahagian tafsir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi,
engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan
Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh,” (QS. Yusuf 12:101).
Firman ini merupakan
sebuah seruan untuk memperhatikan dengan sekama ciptaan Allah Swt. Diharapkan
pada ciptaan itu ditemukan tanda-tanda kemahatahuan., kemahabesaran, kemahakuasaan
Sang Pencipta dan betapa kuatnya bukti kekuasaan-Nya.
Allah Swt berfirman
sebagai berikut:
“ Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya,” (QS.
Al-Baqarah 2: 266).
Apakah kita sudah
meneliti daun sebagaimana seorang peneliti dan ilmuwan yang memperhatikan
dengan penuh kecermatan? Apakah kita sudah berpikir tentang tanda-tanda
kebesaran Allah Swt, seperti para ulama, atau kita hanya lewat, seperti
binatang yang hanya tahu makan dan mengenyangkan perutnya di hadapan daun?
Nabi Saw bersabda,
“Allah Swt tidak menyukai siapa pun yang bersuara keras dan berteriak-teriak di
pasar-pasar. Malam hanya untuk tidur dan
siang tidak dipergunakan untuk mencari ilmu pengetahuan. Tahu banyak tentang
urusan dunia, tetapi buta sama sekali dengan urusan akhirat,” (HR. Ibnu
Hayyan).
“Sungguh, orang-orang yang kafir setelah
beriman, kemudian bertambah kekafirannya, tidak akan diterima tobatnya. Mereka
itulah orang-orang yang sesat. Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam
kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari sesorang di antara mereka,
mekipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri
dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak
memperoleh penolong,” (QS. Ali Imran 3: 190-191).
Jawaban apa yang akan
kita berikan ketika ditanya oleh Allah Swt, apa yang kamu lakukan ketika
melihat ciptaan, tanda kebesaran, dan keagungan-Ku? Pertanyaan yang mesti kita
jawab sekarang sebelum hari ujian besar itu datang dan kita tidak dapat
menjawabnya, karena tidak lalai bagaimana kita hidup di dunia ini.
B.
Perumpamaan
Kalimat yang Baik dengan Pohon yang Baik
Melalui uraian berikut
kita akan mengenal sedikit mengenai berbagai sisi ilmiah yang terkandung dalam dua ayat Alquran dari surah Ibrahim.
Tujuannya agar kita mengetahui bahwa keajaiban alquran tidak akan pernah habis,
dan setiap muslim tidak akan pernah bosan membacanya berulang kali.
Allah Swt berfirman
yang artinya sebagai berikut:
“Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik. Akarnya
kuat dan xabangnya (menjulang) ke langit,” (QS. Ibrahim 14:23).
“Allah Swt
mengumpamakan kalimat tauhid dengan pohon yang baik, karena kalimat tauhid
menghasilkan amal shaleh, sebagaimana pohon yang baik menghasilkan buah yang
bermanfaat.
Secara eksplisit, hal
ini merupakan pendapat mayoritas ahli
tafsir yang mengakui bahwa kalimat tayyibah dalam ayat tersebut adalah kalimat
syahadat la ilaha illa Allah. Kalimat ini menghasilkan semua bentuk amal shaleh
baik lahir maupun batin.”
Dari segi ilmiah,
penjelasan mengenai ayat tersebut (atas taufik dari Allah Swt) bahwa pohon yang
baik, yang dijadikan Allah Swt sebagai perupamaan bagi kalimat tauhid itu
memiliki ciri-ciri: (1) akarnya kuat; (2) cabangnya menjulang ke langit; dan (3) menghasilkan buah setiap
waktu atas izin dari Allah Swt.
Namun pertanyaannya,
mengapa dari sekian makhluk-Nya yang baik dan tidak terhitung jumlahnya itu,
allah Swt memilih pohon bagi perumpamaan itu, karena pohon merupakan “ratu” di
“kerajaan” tumbuhan, tanpa perlu diperdebatkan lagi secara ilmiah, baik itu
dari segi anatomi fisik, fungsi, maupun dari segi ekologisnya.
Pohon biasanya memiliki
usia yang panjang dan dapat terus hidup dalam berbagai musim sepanjang tahun.
Hal itu terjadi karena pohon diberi allah berbagai keistimewaan fisik,
anatomis, dan fungsional.
Di samping itu, pohon juga memiliki tugas yang
penting untuk kehidupan di muka bumi, seperti tumbuhan lainnya secara umum.
Tugas ini adalah melakukan fotosintesis dan membentuk karbon dioksida/oksigen
melalui perantara energi matahari dalam mewujudkan air yang menjadi kebutuhan
pokok bagi kelangsungan hidup makhluk
lainnya.
Pohon yang
diperumpamakan ini adalah pohon yang berbuah dan berguna (bagi kehidupan) bukan
pohon yang tidak berguna yang tidak dapat dimanfaatkan tetapi malah merusak.
Ada tiga sifat penting yang dimiliki pohon, yang akan diterangkan berikut:
1.
Pohon yang memiliki akar kuat
Pohon
yang baik memiliki akar yang kokoh dan menghujam ke dalam tanah. Ia berfungsi
menghisap air dan menyerap zat garam kemuadian mengalirkannya ke batang.
Akar
ini juga memperkokoh kedudukan batang, sehingga dapat tumbuh besar dan tinggi.
Dikatakan memperkokoh, karena akar dapat
menahan pohon dengan kuat dan dapat berurat dan menjalar di dalam tanah,
serta menyimpan kandungan makanan bagi pohon.
Beberapa
pohon yang kuat dan hidup bertahun-tahun, setelah dipelajari ternyata
diantaranyaada yang memiliki akar dengan luas 600 m2 di sekitar area
pokok yang ditumbuhi. Kondisi ini menyebabkan pohon menjadi kuat, kokoh, dan
dapat bertahan menghadapi tiupan angin kencang dan badai. Di antara pohon ada
yang berusia lima belas ribu tahun, ada yang sudah hidup semenjak kelahiran
para nabi, dan ada pula yang sudah ikut menyaksikan berbagai peristiwa penting
dalam sejarah. Allah berfirman yang artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya
Allah telah ridha terhadap orang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu
di bawah pohon. Allah mengetahui apa yang ada di hati mereka, lalu menurunkan
ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang
dekat (waktunya),” (QS. Al-Fath 48:18).
“Tatkala
Musa sampai ke (tempat api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang
sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu,’Musa,
aku adalah Allah, Tuhan semesta alam,’” (QS. Al-Qashash 28:30).
2.
Pohon dengan cabang menjulang ke langit
Fungsi
penting batang pada pohon dan tumbuhan adlah mengangkat daun dan organ
reproduksi yang biasanya terletak di atas, agar daun, bunga, dan buah dapat
memiliki posisi yang memungkinkannya melakukan fungsi-funsi reproduksi, di mana
daun melakukan proses fotosintesis, sedangkan bunga melakukan proses
reproduksi.
Sebagian
pohon memiliki akar yang kuatdan menghabiskan area seluas lebih dari 22 kaki,
sedangkan tingginyadapat mencapai lebih dari 300 kaki dengan memiliki susunan
daun sepanjang 6 meter dan sebagian yang lain
memiliki diameter daun hampir mencapai satu meter.
Meski
sebagian daun lebat, masing-masing daun diciptakan saling menjaga satu sama
lain dari sinar matahari yang terlalu kuat dan tidak saling menghalangi
mendapatkan sinar matun yang hijau merupakan industri makanan terbesar di dunia,
karena semua makanan di dunia ini terlebih dahulu melalui daun tanaman dan
bagian-bagiannya yang hijau. Ada batang pohon yang memiliki daun lebat .
masing-masing daun dapat disebut sebagai sebuah pangkalan reproduksi yang mampu
menghasikan energi dan oksigen, serta menciptakan kerindangan. Daun dapat
berfungsi mempertebal uap dan awan di samping menghasilkan oksigen dan
mengkonsumsi karbon dioksida.
3.
Pohon yang berbuah
Di
samping daunnya yang rimbun dan menghasilkan hawa sejuk bagi lingkungan
sekitarnya, pohon yang baik juga berbuah secara teratur.
Kondisi
ini disebabkan Allah Swt menganugerahi pohon itu berbagai keistimewaan, mulai
dari bentuk fisik, struktur anatomis, hingga fungsi, yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain.
Sebagian
pohon ada yang mampu menghasilkan buah yang sangat banyak, yang mengandung gizi
pokok dan dibutuhkan makhluk hidup lain. Selai itu, berat buah juga ada yang
mencapai 8 kg per biji.
Ciri
pohon yang baik dapat memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Menghasilkan
kayu dan arang.
b. Menghasilkan
karet, getah, gabus, minyak wangi, damar dan obat.
c. Menghasilkan
buah, siwak, dan bahan pembuatan kertas.
d. Menghasilkan
daun yang rimbun, yang dapat menjaga buahnya dan memperindah pemandangan di
sekitarnya.
e. Menjaga
keseimbangan lingkungan, melakukan fotosintesis, menjaga tanah agar tidak
tandus, di samping dapat meningkatkan curah hujan.
Allah Swt Mahabenar
trkait firman-Nya berikut:
Alam
tara kaifa dharaballahu matsalan kalimatan tayyibah kasyajaratin thayyibatin
ashluha tsaabituwwafar’uhaa fissamaai...
“Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti
pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,” (QS.
Ibrahim 14:24).
BAB
III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1.
Keajaiban penciptaan daun merupakan
salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah Swt patut kita renungkan. Daun merupakan
satu mukjizat, dilihat dari berbagai aspek.
2.
Perumpamaan kalimat yang baik dengan
pohon yang baik terbukti secara ilmiah. Ada tiga sifat penting yang dimiliki
pohon yaitu memiliki akar yang kuat, dengan cabang menjulang ke langit dan
bernuah secara teratur. Dan kalimat Tayyibah diperumpamakan seperti pohon
tersebut.
III.2
Saran
Saran untuk selanjutnya
yaitu untuk mengupayakan bisa menampilkan ayat-ayat Alquran dalam tulisan Arab
(hijayyah) agar dapat lebih mengurangi kesalahan pemahaman pembaca yang dibantu
dengan adanya ayat dalam bahasa Arab seperti aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
Shehab, Magdy DR. Dkk.,
2008. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis. Sapta Sentosa. Bekasi.