Biologi dan kehidupan :)

Biologi dan kehidupan :)
Rerumputan hijau diterpa matahari yang menyembul di balik awan

2014/06/26

AFTA dan Permasalahannya bagi Indonesia


Oleh: Nur Afiyah Sulaiman

AFTA (ASEAN Free Trade Area) merupakan kesepakatan dari negara-negara di asean untuk membentuk sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuan utama kesepakatan ini sebenarnya agar bisa menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.
Perjanjian perdagangan bebas AFTA dicetuskan ketika terjadi pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN atau SEAN summit ke-4, yang dilakukan pada tahun 1992. Pada pertemuan itu kemudian para kepala negara mengumumkan akan membentuk sebuah kawasan perdagangan bebas di asean dalam jangka waktu 15 tahun. Seharusnya perjanjian ini telah berjalan efektif pada tahun 2007. Namun kenyataanya, AFTA ini akan aktif pada tahun 2015 akan datang.
Maka, dengan adanya kebijakan perdagangan bebas AFTA ini, nantinya tidak akan akan ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) ataupun hambatan non tarif untuk negara-negara anggota ASEAN sehingga tentunya keuntungan dan tantangan akan muncul untuk Indonesia.. Lantas, apakah negara kita sudah siap dengan kondisi seperti itu?
Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia keempat akan menjadi sasaran empuk bagi negara ASEAN lainnya. Ini menjadi masalah besar bagi aspek ekonomi karena kebanyakan masyarakat kita yang lebih mementingkan prestise dan style daripada fungsi. Sangat jarang ada produksi dalam negeri di bidang-bidang yang potensial seperti di pasar teknologi. Mobil impor, motor impor, handphone impor, mainan anak-anak impor bahkan peniti pun impor. Selama Indonesia masih menjadi negara “hobi impor” AFTA 2015 justru akan menjadikan negara ini sebagai pasar terbesar barang-barang impor dari negara ASEAN yang lain. Indonesia akan berfungsi sebagai pasar belaka, tempat konsumen berada, dan sangat menguntungkan karena produsen dalam negerinya masih belum mumpuni untuk bersaing dan keberadaannya sangat sedikit.
 Selain itu, salah satu efek dari AFTA adalah setiap warga anggota negara ASEAN bisa sekolah atau bekerja di tiap negara anggota ASEAN. Sementara, pendidikan di Indonesia ini masih sedikit carut marut. Olehnya itu, dengan adanya AFTA 2015, pengangguran bisa menjadi semakin banyak, karena banyak perusahaan di Indonesia lebih memilih merekrut tenaga kerja dari negara anggota ASEAN lain dengan kompetensi yang lebih baik.
Sebenarnya, ada juga keuntungan yang bisa didapatkan negara ini jika bisa memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN ini dengan baik. Kalau dimanfaatkan dengan benar, ada kemungkinan bisa membuat Indonesia lebih maju, bahkan bisa mengalahkan negara seperti Singapura. Tapi jika ia tak dimanfaatkan secara optimal, ini bisa memperburuk situasi Indonesia. Kemudian negara lainlah yang justru menikmati manfaat AFTA ini dengan Indonesia sebagai lahan pasar terbesarnya.
Manfaat AFTA bagi Indonesia antara lain peluang pasar akan semakin besar dan luas bagi produk Indonesia, dengan penduduk sebesar ± 500 juta dan tingkat pendapatan masyarakat yang beragam. Kemudian biaya produksi menjadi semakin rendah karena bagi pengusaha/produsen Indonesia yang sebelumnya membutuhkan barang modal dan bahan baku/penolong dari negara anggota ASEAN lainnya dan termasuk biaya pemasaran. Selain itu, pilihan konsumen atas jenis/ragam produk yang tersedia di pasar domestik semakin banyak dengan tingkat harga dan mutu tertentu. Serta kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN lainnya.
            Namun, manfaat tersebut bisa didapatkan, apabila Indonesia mampu menjawab tantangan-tantangannya pula. Diterapkannya AFTA akan menuntut pengusaha/produsen Indonesia untuk terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional agar dapat memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara anggota ASEAN lainnya. Jadi, bagi pengusaha/produsen yang tidak bisa berakselerasi mengikuti tuntutan ini bisa terancam gulung tikar.
            Maka dari itu, kita harus mulai memikirkan sumber penghasilan berkelanjutan untuk memajukan negara. Apalagi Indonesia mempunyai banyak sekali potensi pariwisata. Ada banyak tempat wisata yang bisa dikelola dengan baik sehingga bisa diperhitungkan sebagai sumber devisa yang berkelanjutan. AFTA 2015 bisa dimanfaatkan ini untuk mendapatkan banyak turis asing yang datang ke Indonesia. Kalau dikelola dengan benar, mungkin saja negara ini bisa kaya hanya dengan pariwisatanya.
Ada beberapa hal penting yang bisa membuat Indonesia bisa bertahan, atau bahkan bisa memanfaatkan AFTA 2015 untuk membuat negara ini lebih maju. Peningkatan mutu pendidikan yang baik, penegakan hukum yang adil dan benar, budaya disiplin, dan semangat optimisme untuk semua masyarakat Indonesia. Kalau itu semua bisa dilakukan dengan baik, maka bukan tidak mungkin kalau Indonesia akan kembali mengaum. Kembali mengaum sebagai Macan Asia yang pernah begitu ditakuti oleh negara lain.
Indonesia punya banyak potensi, oleh sebab itu perlu adanya perhatian untuk optimalisasi pemanfaatannya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah kebanyakan disedot oleh negara asing seperti yang terjadi Freeport dan Kalimantan. Untuk itu, inilah saatnya untuk meningkatkan sumber daya manusia agar bisa merebut kembali hak kita yang telah dicuri berpuluh-puluh tahun, dan mengolahnya untuk kepentingan bangsa, negara dan rakyat sendiri.
Pilih Prabowo Subianto, untuk IndONEsia yang lebih bermartabat....
















DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2014. Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015 untuk Indonesiahttp://himamanuny.wordpress.com. Diakses pada 17 Juni 2014 06:01 WITA. Makassar.
Anonim, 2014. Menakar Peluang Indonesia menghadapi AFTA 2015. http://immhope.blogspot.com/. Diakses pada 17 Juni 2014 06: 04 WITA. Makassar.

Tim Tarif DepKeuRI, 2014. Penjelasan Umum Tarif AFTA. http://www.tarif.depkeu.go.id. Diakses pada 17 Juni 2014 16:12 WITA. Makassar.