LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN I
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
NAMA
: NUR AFIYAH SULAIMAN
NIM
: H41113504
KELOMPOK
: V (LIMA) B
HARI/TGL. PERCOBAAN :
SELASA, 4 MARET 2014
ASISTEN
: MUH. NURDIN
:PUBI INDASARI
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Setiap organisme di alam akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan
meliputi tiga proses yaitu morfogenesis, differensiasi dan pertumbuhan. Pertumbuhan
dan perkembangan memiliki hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya
pada makhluk hidup. Pertumbuhan merupakan peningkatan ukuran organisme
sebagai akibat dari pertambahan (pembelahan) jumlah sel, volume, ukuran dan
banyaknya matriks intraseluler selnya yang bersifat kuantitatif atau terukur
(dapat dinyatakan dalam bentuk angka). Akibat dari pertumbuhan adalah
terjadinya pertambahan panjang, lebar
dan diameter yang akan diikuti dengan pertambahan berat organisme. Sedangkan
perkembangan adalah menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini
berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversible (tidak dapat balik) (Umar, 2014).
Pertumbuhan suatu
individu organisme atau sekelompok organisme dipengaruhi oleh faktor pembatas,
dan jika salah satu berubah maka hampir semua faktor lainnya ikut berubah,
sehingga tidak disangkal bahwa lingkungan merupakan kumpulan dari berbagai
macam faktor yang saling berinteraksi satu sama lain (Umar, 2013).
Secara teori, dalam proses pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi
pertambahan panjang dan berat makhluk hidup seiring dengan bertambah
umurnya. Karena itu, dilakukan percobaan
ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara panjang dan berat yang
disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai sampelnya, diambil
beberapa orang praktikan untuk diukur berat dan tingginya. Hal ini disebabkan
karena manusia adalah salah satu contoh makhluk hidup yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan
korelasi antara panjang dan pertambahan berat dari suatu sampel yang
diukur.
2. Mengenalkan dan melatih mahasiswa
dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan parameter fisik
dalam lingkungan.
I.3 Waktu dan Tempat
Percobaan
Pertumbuhan dan Perkembangan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Maret
2014 pukul 14.00-17.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan merupakan peningkatan ukuran organisme sebagai akibat
dari pertambahan (pembelahan) jumlah sel, volume, ukuran dan banyaknya matriks
intraseluler selnya yang bersifat tidak dapat balik (irreversible).
Sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan bentuk dalam
(morfogenesis) yang dipengaruhi oleh hormone dan hereditas yang dimana proses ini
menuju kedewasaan (Umar, 2014)
Pada dasarnya kita mengenal ada 3 macam pertumbuhan (Umar, 2014)
yaitu:
1.
Pertumbuhan allometrik: variasi pertumbuhan relative pada berbagai bagian
tubuh yang membantu memberi bentuk organisme.
2.
Pertumbuhan determinan: pertumbuhan organisme yang akan berhenti tumbuh
setelah mencapai ukuran tertentu, ini umumnya ciri khas hewan.
3.
Pertumbuhan intermediet: pertumbuhan organisme yang terus bertumbuh
selama masih hidup, ini merupakan ciri khas dari tumbuhan.
Sebagian besar tumbuhan
tumbuh selama mereka masih hidup, suatu kondisi yang dikenal sebagai
pertumbuhan tidak terbatas (indeterminate growth). Sebagian besar hewan
sebagai pembanding, ditandai oleh pertumbuhan terbatas, maksudnya hewan akan
berhenti tumbuh setelah mencapai suatu ukuran tertentu. Sementara tumbuhan yang
utuh umumnya memperlihatkan pertumbuhan tidak terbatas, organ tumbuhan
tertentu, seperti daun dan bunga, memperlihatkan pertumbuhan yang terbatas
(Campbell dkk., 2004).
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali
untuk stadium zigot
yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan
zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan
mengalami diferensiasi (Lakitan, 2012)
Sedangkan pada hewan, khususnya manusia pertumbuhan dan
perkembangan diawali proses fertilisasi atau pembuahan yang terjadi saat oosit
sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Kemudian zigot mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot,
tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis. Kemudian proses tersebut
dilanjutkan dengan pertumbuhan pascaembrionik yang terjadi pada saat setelah
kelahiran (Marimbi, 2011).
Setelah lahir, semua anggota tubuh mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Namun demikian kecepatan pertumbuhan dan perkembangan antara bagian
tubuh yang satu dengan bagian tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini tidak
berlangsung terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu.
Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet.
Pada manusia perkembangan ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin
sekunder (Marimbi, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan terdiri atas faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor
dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam tubuh
makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen dan keadaan
hormonal. Faktor internal ini antara lain (Adityno, 2013):
a.
Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa
sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
dan menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen
tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode
pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat
penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola
pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah
lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan
tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya
menjadi kurang baik. Demikian juga ternak unggul hanya akan berproduksi secara
optimal bila diberi pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang sesuai.
b.
Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit,
hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam
tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
beragam jenisnya.
1) Hormon
pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering
disebut fitohormon atau zat pengatur tubuh. Beberapa di antaranya adalah
auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
2) Hormon pada hewan.
Beberapa hormon pertumbuhan pada
hewan antara lain t iroksin, somatomedin, ekdison dan juvenil. Tiroksin
mengendalikan pertumbuhan hewan. Somatomedin mempengaruhi pertumbuhan tulang.
Sedangkan ekdison dan juvenil mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase
dewasa, khususnya pada hewan invertebrata.
3) Hormon pada manusia
Hormon dihasilkan oleh kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu, yaitu suatu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran. Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut
(Adityno, 2013).
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar
gondok/ tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan
metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan
mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon – GH).
Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga
hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan
seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon
pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan
pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan
kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan
menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau
telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon
testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda
kelamin sekunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur
perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita.
Sedangkan faktor
luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut (Adityno,
2013):
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan
sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan
terjadi sejak dalam kandungan. Perumbuhan janin ditentukan sejumlah faktor
genetik dan lingkungan. Energi yang diperoleh janin dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan berasal dari glukosa dan nutrisi lainnya yang
diperoleh melalui plasenta (Marimbi, 2011).
Zat gizi yang diperlukan manusia
dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua zat
ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan
berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis,
air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan dengan
bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis,
zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan
suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini
disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar
37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran
suhu lingkungan tertentu. Sedangkan tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih
nyata terhadap suhu. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan
dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan
pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
c.
Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya
matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat
pada ujung batang. Selain tumbuhan, manusia juga membutuhkan cahaya matahari
untuk membantu pembentukan vitamin D.
d.
Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan
faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air
merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air,
reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan
kematian.
Kelembapan adalah banyaknya
kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik
terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air yang dapat
diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini sangat
mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting untuk
mempertahankan stabilitas bentuk sel.
e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan
nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain,
misalnya suhu, kandungan mineral, dan air.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu timbangan badan, meteran,
kalkulator, dan alat tulis menulis.
III.2 Bahan
Bahan
yang digunakan yaitu kertas grafik dan mahasiswa sebagai sampel.
III.3 Prosedur Kerja
Cara
kerja dari percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa
ditimbang berat badannya satu persatu, kemudian dicatat hasilnya.
2. Mahasiswa diukur tinggi badannya pada
dinding yang telah disesuaikan dengan skala pada meteran, kemudian dicatat
hasilnya.
3. Mahasiswa lalu diminta data tahun lahir
dan angkatannya, kemudian dicatat hasilnya.
4. Diambil data dari dua kelompok perhitungan
dari kelompok yang berbeda. Misalnya diambil data kelompok 5 dan 7.
5. Hasil
pengambilan data dihitung dalam pengolahan data agar diketahui adanya hubungan korelasi tinggi badan, berat badan
dan umur dari sampel mahasiswa yang diukur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
IV.1.1.1 Tabel Data Kelompok V (Lima)
No.
|
Nama
Mahasiswa
|
Tinggi Badan (cm)
|
Berat Badan (kg)
|
Umur (tahun)
|
Angkatan
|
1
|
Andika Susantri
|
148
|
40
|
18
|
2013
|
2
|
Andriani
|
165
|
52
|
19
|
2013
|
3
|
Desi Mukti Sari
|
158
|
48
|
18
|
2013
|
4
|
Nur Afiyah S.
|
152
|
58
|
18
|
2013
|
5
|
Taslichatu Dariyah
|
155
|
44
|
18
|
2013
|
IV.1.1.2 Tabel Data Kelompok VII (Tujuh)
No.
|
Nama
Mahasiswa
|
Tinggi Badan (cm)
|
Berat Badan (kg)
|
Umur (tahun)
|
Angkatan
|
1
|
Muh. Muliadi
|
169
|
62
|
18
|
2013
|
2
|
Ayu Adriani
|
145
|
42
|
18
|
2013
|
3
|
Tirza Febriani S.
|
162
|
55
|
18
|
2013
|
4
|
Dwi Lestari
|
157
|
52
|
17
|
2013
|
5
|
Basrawati Daming
|
145
|
50
|
18
|
2013
|
IV.1.2. Pengolahan Data
IV.I.21 Pengolahan Data Kelompok V (Lima)
A.
Rentang
Rentang data berat badan = X max – X min =58 – 40 =
18 kg
Rentang data tinggi
badan = Y max – Y min = 165-148= 17 cm
B.
Mean
Mean = Xr
=
=
Mean = Yr
=
=
Rata-rata Berat Badan = Xr =
=
= 48.4 kg
Rata-rata Tinggi Badan= Yr =
=
= 155,6 cm
C.
Urutan Data
Data
Berat Badan secara berurutan : 40, 44,
48, 52, 58
Data
Tinggi Badan secara berurutan : 148, 152, 155, 158, 165
D.
Median
E. Median
Berat Badan : 48 kg
Median
Tinggi Badan : 155 kg
F.
Modus
Modus Berat Badan : - (tidak ada data berulang)
Modus
Tinggi Badan : -
(tidak ada data berulang)
G.
Nilai
Varians
Var X =
Var Y =
Nilai
varian Berat Badan
Var X =
=
=
48.4 kg
Nilai varian Tinggi Badan
Var Y =
. =
=
123.21 cm
H.
Standar deviasi
SD =
SD =
SD=
Standar deviasi berat badan
SD X =
SD X =
SD X = 6.957
Standar deviasi tinggi badan
SD Y =
SD Y =
SD Y = 11.11
I. Histogram
Perbandingan
Banyak Kelas
K = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 5
= 3.3
≈ 3
Interval data berat
badan =
=
=
6
Interval data tinggi
badan =
=
=
5,66
Tabel Distribusi
Frekuensi Berat Badan
Kelas
|
Interval
|
Frekuensi
|
I
|
40-46
|
2
|
II
|
47-53
|
2
|
III
|
54-60
|
1
|
Kelas
|
Interval
|
Frekuensi
|
I
|
148-154
|
2
|
II
|
155-161
|
2
|
III
|
162-168
|
1
|
Grafik Hubungan Antara Berat Badan
dan Tinggi Badan
a.
Analisis hubungan korelasi antara
panjang dan berat dengan rumus Person Product Moment
rxy =
Uji hipotesis
Hipotesis
H0 = tidak
ada hubungan antara panjang dan beratnya tubuh
H1 =
terdapat hubungan antara panjang dan beratnya tubuh
Uji hipotesis dengan
rumus t :
t =
=
IV.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Terdapat
hubungan korelasi antara panjang dan pertambahan berat dari suatu
sampel yang diukur.
2. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
dan perkembangan adalah meteran untuk pertambahan panjang, sedangkan untuk mengukur pertambahan berat adalah timbangan
badan.
V.2
Saran
Adapun saran untuk
laboratorium:
1.
Sebaiknya mahasiswa diinstruksikan untuk membawa
tabel distribusi atau disediakan tabel distribusi yang akurat oleh asisten agar
dapat meminimalisir kesalahan dan agar praktikan lebih mudah memahami
penjelasan rumus yang ada.
2.
Sebaiknya sebelum melakukan pengukuran berat badan
dan tinggi badan alat ukur diperiksa keakuratannya dan akan semakin baik
apabila disediakan alat ukur tinggi badan permanen khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Adityno, Wahyu.
2013. Pertumbuhan dan Perkembangan. http://www.biologymediacentre.com
Diakses 4 Maret 2014 pukul 22:34
WITA.
Campbell, N.A.,
Reece, J. B., Mitchell. Dkk.,2004.
Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga, Jakarta.
Lakitan, Benyamin.
2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.
Grafindo. Jakarta.
Marimbi, Hanum.
2011. Biologi Reproduksi. Nuha
Medika. Yogyakarta.
Umar, M. Ruslan ,
2014, Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Jurusan Biologi, Universitas
Hasanuddin. Makassar.