Di Balik Awan
Ada sebuah lagu indah yang kurasa selalu saja bisa membangkitkan rasa rinduku padanya seperti rekahan bumi yang membangkitkan tsunami…
Ku tak selalu begini
Terkadang hidup memilukan
Jalan yang kulalui
Untuk sekedar bercerita
Pegang tanganku ini
Dan rasakan yang ku derita
Apa yang kuberikan
Tak pernah jadi kehidupan
Semua yang ku inginkan
Menjauh dari kehidupan
reff: Tempat kumelihat di balik awan
Aku melihat di balik hujan
Tempatku berdiam tempat bertahan
Aku terdiam di balik awan
a… aa … aa .. a ..
Pegang tanganku ini
Dan rasakan yang ku derita
Genggam tanganku ini
Gengam perihnya kehidupan
Apa yang ku berikan
Tak pernah jadi kehidupan
Semua yang kuinginkan
Menjauh dari kehidupan
Tempat ku melihat di balik awan
Aku melihat di balik hujan
Tempatku berdiam tempat bertahan
Aku terdiam di balik awan
Tempat ku melihat di balik awan
Aku melihat di balik hujan
Tempatku berdiam tempat bertahan
Aku terdiam di balik awan
Tempat ku melihat di balik awan
Aku melihat di balik hujan
Tempatku berdiam tempat bertahan
Aku terdiam di balik awan
Saat aku mendengar lagu itu kembali,
Saat itu pula jantungku berdetak senada dengan alunan nada lagu ini..
Seakan aku melihat bayang kelebatannya lagi melalui pantulan cermin kecil dalam bus perpisahan kami…
Mendengar suaranya berkoar-koar seperti pengamen tak dibayar
Merasakan seluruh kepedihan menjalar dalam darahku
Mengulang satu fragmen terakhir kali aku melihat wujud nyatanya dalam bentuk tiga dimensi
Dalam khayalku..
Hanya dalam khayalku..